Pandemi COVID-19 (Coronavirus) menyebabkan banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari. Pada masa pandemik COVID-19, kita harus meningkatkan sistem kekebalan tubuh yang merupakan kekuatan pertahanan tubuh melawan bakteri, virus, dan organisme penyebab penyakit yang mungkin kita sentuh, konsumsi dan hirup setiap hari. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan bahwa peran mahasiswa di era pandemi Covid-19 sangat besar, menyebutkan berbagai kegiatan yang bisa dilakukan para mahasiswa, seperti: sosialisasi penggunaan masker, cuci tangan, sosialisasi jaga jarak fisik. Termasuk juga menggalang bantuan sosial secara mandiri untuk masyarakat yang terdampak ekonominya akibat pandemi, serta melakukan program membagikan masker. Hal-hal ini mampu terimplemestasikan dalam program yang sudah di rencanakan dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata atau KKN.
"Kita
sudah mengimpor vaksin di samping juga memproduksi vaksin dalam negeri. Itu
nanti relawannya juga dari mahasiswa. Kita harapkan juga membantu proses
vaksinasi," kata dia.
Hal itu, sebut
dia, dilakukan sebagai upaya untuk membangun Herd Immunity (Imunitas Kawanan
atau mereka yang sudah tidak mempan oleh virus corona Covid-19), agar
masyarakat Indonesia bisa terlepas penuh dari Covid-19.
"Kalau
mereka sudah diimunisasi atau divaksinasi maka daya tahan imunitasnya sudah
terbentuk. Kalau nanti sudah 70 persen, maka sisanya itu akan terpagari oleh
mereka yang sudah imun ini. Nah itu, nanti akhir tahun ini atau paling tidak
awal tahun, depan itu sudah dilakukan," ungkapnya. Maka dari itu,
penting sekali solusi vaksinasi dan hal penunjang lainnya. Berbagai upaya
pengendalian terus dilakukan, salah satunya melalui pelaksanaan vaksinasi
COVID-19. Indonesia menjadikan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 sebagai bagian
dari strategi penanggulangan pandemi COVID-19, dimana pelaksanaan vaksinasi
COVID-19 ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari infeksi SARS-CoV-2 yang
dapat meyebabkan kesakitan dan kematian akibat COVID-19. Vaksinasi adalah
pemberian vaksin (antigen) yang dapat merangsang pembentukan imunitas
(antibodi) sistem imun di dalam tubuh. Vaksinasi sebagai upaya pencegahan
primer yang sangat handal mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan
vaksinasi.
Manfaat vaksin sangat banyak,
uatamanya adalah meningkatkan imunitas tubuh, sehingga saat tubuh terpapar oleh
virus, maka tubuh sudah memiliki sistem pertahanan nya. Berbeda dengan tubuh
seseorang yang belum vaksin, maka tubuh belum terbentuk sistem pertahan untuk
vorus covid-19. Namun, vaksin tidak 100% menjamin tubuh terjangkit covid-19,
kita harus tetap menjalan protokol kesehatan yang berlaku, mematuhi 5M dan
mensukseskan 3 T. Menerapkan pada kehidupan sehari-hari, meliputi mencuci
tangan dengan sabun, menggunakan masker, menjaga jarak, mengurangi mobilisasi,
menjauhi kerumunan. Turut aktif pada proses 3T, testing, tracing dan treatment.
Selain vaksinasi, penting juga memperhatikan asupan gizi dan mengelolas stress
:
1. Makan
Makanan Bergizi Seimbang. Isi piring pada sata makan sehari-hari sebaiknya
terdiri dari :
·
Makanan
pokok yang merupakan sumber karbohidrat, dapat berupa nasi, jagung, kentang,
umbi-umbian.
·
Lauk
hewani antara lain: daging, ikan, ayam, telur.
·
Sayuran
dan buah yang merupakan sumber vitamin, mineral dan serat. Terutama sayuran dan
buah yang berwarna, banyak mengandung vitamin dan berfungsi sebagai antioksidan
yaitu vitamin A, C, E.
2. Cuci
Tangan dengan Air Mengalir dan Sabun. Cucilah tangan dengan air mengalir dan
sabun selama kurang lebih 40-60 detik dengan mengikuti 5 langkah. Cuci tangan
yang benar, yaitu:
•
Basahi
seluruh tangan dengan air mengalir
•
Gosok
sabun ke telapak tangan, punggung tangan dan sela jari.
•
Bersihkan
bagian bawah kuku.
•
Bilas
tangan dengan air bersih mengalir.
•
Keringkan
tangan dengan handuk/tisu atau keringkan dengan di angin-angin.
3. Rutin
Berolahraga. Berolahraga dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan sistem
metabolismenya. Berolahraga secara teratur dapat meningkatkan produksi
antibodi. Selain itu berolahraga membantu mengeluarkan racun dari tubuh. Rutin
berolahraga, istirahat yang cukup, mengurangi waktu mendegarkan berita mengenai
covid, dan tetap menjalin sillaturahmi secara online dapat menurunkan hormon
stres tubuh sehingga memberikan kekuatan tambahan pada sistem kekebalan tubuh.
Lakukanlah aktivitas fisik
sekurang-kurangnya 30 menit secara rutin 3-5 kaki seminggu untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mempertahnkan berat badan ideal dan mencegah kegemukan. Selain
berkaitan dengan kesehatan, maka penting yaitu pemulihan terhadap ekonomi,
yaitu pelaku UMKM atau yang memiliki mata pencaharian berdagang atau yang
memiliki peran dalam pergerakan ekonomi. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak
pada kesehatan masyarakat, tetapi juga memengaruhi kondisi perekonomian,
pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah pasien positif terinfeksi
COVID-19 di Indonesia mencapai 6.575 orang per 19 April 2020. Pandemi ini
menyebabkan beberapa pemerintah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan aktivitas
masyarakat, termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas
sosial lainnya.
Menurunnya berbagai aktivitas ini
berdampak pada kondisi sosial-ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat rentan
dan miskin. Oleh sebab itu, pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah,
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk menanggulangi penyebaran COVID-19 serta
kebijakan kebijakan yang bersifat penanggulangan dampak sosial dan ekonomi
akibat pandemi ini.Kendati demikian, pelaksanaan berbagai kebijakan ini perlu
dipantau dan dievaluasi untuk mengetahui efektivitasnya. Pandemi ini
menyebabkan beberapa pemerintah daerah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) yang berimplikasi terhadap pembatasan aktivitas
masyarakat. Termasuk aktivitas ekonomi, aktivitas pendidikan, dan aktivitas
sosial lainnya. Menurunnya berbagai aktivitas ini berdampak pada kondisi
sosial-ekonomi masyarakat, khususnya masyarakat rentan dan miskin.
Oleh sebab itu, pemerintah, baik di
tingkat pusat maupun daerah, mengeluarkan berbagai kebijakan untuk
menanggulangi penyebaran COVID-19 serta kebijakan kebijakan yang bersifat
penanggulangan dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi ini. Kendati demikian,
pelaksanaan berbagai kebijakan ini perlu dipantau dan dievaluasi untuk
mengetahui efektivitasnya. Demikian vaksinasi dan protokol kesehatan sangat
penting, salah satu peran sederhana yang saya ambil yaitu saya membuat program
kerja yaitu edukasi gizi, edukasi terkait isoman, edukasi terkait vaksinasi.
Selama KKN diharapkan mampu membantu serta memberikan solusi percepatan
pemulihan kesehatan dan ekonomi dimasa pandemi covid-19.
Pentingnya
Peran Mahasiswa Dalam Edukasi Masyarakat Terkait Pengolahan Sampah Berdasar
Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
Berdasarkan Permen PU No. 3 Tahun 2013
tentang penyelenggaraan prasarana dan sarana persampahan dalam penanganan
sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga, menekankan bahwa
pengurangan sampah mulai dari sumber merupakan tanggung jawab dari semua pihak
baik pemerintah maupun masyarakat. Kondisi yang ada saat ini, pemilahan dan
pengurangan sampah sejak dari sumbernya (rumah tangga) masih kurang memadai,
sehingga berbagai gerakan perlu ditingkatkan melalui peranan tokoh masyarakat,
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) ataupun pemerintah. Penyelenggaraan Tempat
Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS 3R) merupakan pola pendekatan
pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan, dengan melibatkan
peran aktif pemerintah dan masyarakat, melalui pendekatan pemberdayaan
masyarakat, termasuk untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan/atau yang
tinggal di permukiman yang padat dan kumuh.
Penanganan sampah dengan pendekatan
infrastruktur TPS 3R lebih menekankan kepada cara pengurangan, pemanfaatan dan
pengolahan sejak dari sumbernya pada skala komunal (area permukiman, area
komersial, area perkantoran, area pendidikan, area wisata, dan lain-lain). Kenyataan yang dihadapi dikehidupan
sehari-hari proses pengelolaan sampah rumah tangga tidak dikelola sesuai dengan
menggunakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Pengelolaan sampah di
Indonesia bisa dikatakan masih menggunakan cara yang tradisional, sampah-sampah
hanya dikumpulkan lalu diangkut oleh truk sampah kemudian langsung dibuang ke
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) tanpa adanya proses pemilahan, yang nantinya lama-kelamaan hanya
berujung pada penumpukan sampah di Tempat Pemrosesan Ahir (TPA).
Dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari
pengelolaan sampah yang tidak baik tersebut, maka dalam rangka usaha
meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang bersih dan sehat serta meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah yang baik sesuai dengan prinsip 3R
(Reduce, Reuse, Recycle) maka penting di adakanya
edukasi pengolahan sampah berdasar prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).Sampah adalah salah satu bentuk
dari pencemaran lingkungan. Dimana sampah sampai saat ini masih menjadi
problematik yang masih dihadapi hampir di seluruh negara di dunia, baik di
negara berkembang maupun di negara maju, khususnya di Indonesia. Semakin besar
jumlah penduduk atau tingkat konsumsi terhadap barang maka semakin besar pula
volume sampah yang dihasilkan. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk
konsekuensi dari adanya aktivitas manusia, dan volumenya akan berbanding lurus
dengan jumlah penduduk. Pengelolaan sampah 3R berbasis
masyarakat merupakan paradigma baru dalam pengelolaan sampah.
Paradigma baru tersebut lebih ditekankan
kepada metoda pengurangan sampah yang lebih arif dan ramah lingkungan. Metode tersebut
lebih menekankan kepada tingkat perilaku konsumtif dari masyarakat serta
kesadaran terhadap kerusakan lingkungan akibat bahan tidak terpakai lagi yang
berbentuk sampah. Pengurangan sampah dengan metoda 3R berbasis masyarakat lebih
menekankan kepada cara pengurangan sampah yang dibuang oleh individu, rumah,
atau kawasan seperti RT ataupun RW. Dari pendekatan tersebut, maka didalam
pelaksanaan pengelolaan sampah 3R berbasis masyarakat terdapat tiga kegiatan
yang harus dilakukan secara sinergi dan berkesinambungan, yaitu : 1) Proses
pengelolaan sampah sejak dikeluarkan oleh masyarakat 2) Proses pemahaman
masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan metoda 3R. 3) Proses pendampingan
kepada masyarakat pelaku 3R.
Prinsip pertama Reduce adalah segala aktifitas
yang mampu mengurangi dan mencegah timbulan sampah. Prinsip kedua Reuse adalah
kegiatan penggunaan kembali sampah yang layak pakai untuk fungsi yang sama atau
yang lain. Prinsip ketiga Recyle adalah kegiatan mengelola sampah untuk
dijadikan produk baru. Untuk mewujudkan konsep 3R salah satu cara
penerapannya adalah melalui pengelolaan sampah terpadu 3R berbasis masyarakat,
yang diarahkan kepada daur ulang sampah (recycle). Hal ini dipertimbangkan
sebagai upaya mengurangi sampah sejak dari sumbernya, karena adanya potensi
pemanfaatan sampah organik sebagai bahan baku kompos dan komponen non organik
sebagai bahan sekunder kegiatan industri seperti plastik, kertas, logam,
gelas,dan lain-lain.
Reduce (R1).
Reduce atau reduksi sampah
merupakan upaya untuk mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan
bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan, setiap sumber dapat
melakukan upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif, yaitu perubahan
kebiasaan dari yang boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien
dan sedikit sampah, namun diperlukan kesadaran dan kemauan masyarakat untuk
merubah perilaku tersebut.
Reuse (R2)
Reuse berarti mengunakan kembali
bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan)
seperti menggunakan kertas bolak-balik, mengunakan kembali botol bekas
”minuman” untuk tempat air, mengisi kaleng susu dengan susu refill dan
lain-lain.
Recycle (R3)
Recycle berarti mendaur ulang
suatu bahan yang sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah
melalui proses pengolahan seperti mengolah sisa kain perca menjadi selimut,
kain lap, keset kaki, dsb atau mengolah botol/plastik bekas menjadi biji
plastik untuk dicetak kembali menjadi ember, hanger, pot, dan sebagainya atau mengolah
kertas bekas menjadi bubur kertas dan kembali dicetak menjadi kertas dengan
kualitas sedikit lebih rendah dan lain-lain.
Pengelolaan sampah terpadu berbasis
masyarakat melalui metode Reduce, Reuse, Recycle (3R) mulai saat ini sebaiknya
sudah diterapkan karena program ini berkaitan dengan kebijakan dan strategi
nasional pengembangan pengelolaan persampahan terutama yang berkaitan dengan
kebijakan pengurangan sampah sejak dari sumbernya.
Proses pelaksanaan pengelolaan
sampah 3R berbasis masyarakat harus mengikuti 7 tahapan kegiatan sebagai
berikut:
·
Tahap Pertama ( Persiapan)
·
Tahap Kedua (Seleksi kabupaten/kota)
·
Tahap Ketiga (Seleksi Lokasi)
·
Tahap Keempat (Penyiapan Masyarakat, Survey
lapangan, Pemilihan Teknologi, Penyusunan RKM) • Tahap Kelima (Pembuatan DED
& RAB, Pengadaan Sarana & Prasarana 3R)
·
Tahap Keenam (Pelaksanaan pengelolaan sampah
3R, Monev, dan strategi pasca proyek)
·
Tahap Ketujuh (Keberlanjutan program dan
replikasi).